Warga Kota Tangerang dan para pegiat sejarah antusias belajar mengikuti lokakarya membaca peta kuno di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang, Minggu (14/9/2025). Kegiatan ini didukung melalui program fasilitasi pemajuan kebudayaan (FPK) Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VIII.
Sebanyak kurang lebih 30 peserta mengikuti lokakarya tersebut. Dengan menghadirkan narasumber sekaligus fasilitator akademisi sekaligus peneliti sejarah yakni Rifandi Septiawan Nugroho, Fijar Lazuardi, dan Mushab Abdu Asy Syahid.
Para peserta belajar berbagai materi di antaranya cara mencari arsip peta kuno serta membaca legenda pada peta. Pemateri sekaligus inisiator kegiatan Mushab Abdu Asy Syahid menyebut ilmu membaca peta kuno masih relevan hingga saat ini.
“Salah satunya, apabila ingin mencari situs sejarah yang saat ini mungkin bangunannya tidak ada, bisa menggunakan arsip-arsip lama,” paparnya.
Ia mencontohkan praktik ini bisa terlihat pada penetapan situs bersejarah Benteng Tangerang yang terletak di kawasan Sungai Cisadane.
Muhammad Fiqri peserta asal Jakarta menyatakan, materi serta teknis lokakarya sudah cukup rapi. Pria yang bekerja di bidang pertanahan ini menyebut sesi diskusi berlangsung seru dan interaktif.
“Sebab peserta tidak hanya menyimak materi, tetapi juga diberi kesempatan untuk praktik membaca peta secara langsung,” tambahnya.
Ia berharap lokakarya seperti ini bisa kembali diadakan dengan cakupan materi yang lebih luas. “Menarik sebab tadi disampaikan bahwa peta tidak hanya bisa dipandang secara konvensional, tetapi juga bisa menjadi medium lain seperti kesenian,” tambahnya. (Luigi)