Kelurahan Jurumudi Wilayah Percontohan Siaga TBC

Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda menjadi wilayah percontohan dalam upaya pengentasan penyakit tuberkulosis di Indonesia. Kelurahan Jurumudi terpilih sebagai satu dari delapan wilayah lain yang tersebar di Jakarta, Brebes, Surabaya, hingga Indonesia Timur.

Sebelumnya, pada Juni lalu Kelurahan Jurumudi diresmikan sebagai kelurahan percontohan Kelurahan Siaga Tuberkulosis di Kota Tangerang oleh Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono. Dua bulan berselang, Lurah Jurumudi Chaeruddin menyebut kelurahannya mencatat capaian signifikan dalam upaya pengentasan TBC.

“Kami sudah selesai melakukan skrining TBC ke mayoritas sekolah di Kelurahan Jurumudi. Selanjutnya kami akan memperluas cakupan skrining ke hotel-hotel dan fasilitas publik lainnya,” tuturnya, Selasa (23/9/2025).

Chaeruddin menambahkan, upaya pengentasan TBC di Jurumudi didukung oleh kader “MPOK TB” yang tersebar di kelurahan. MPOK TB inilah yang kemudian menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam penanganan TBC di masyarakat langsung.

“Bersama kader MPOK TB kami melakukan kunjungan rumah, monitoring dan pendampingan dalam pengobatan pasien TB, serta skrining TB ke masyarakat,” tambah Chaeruddin.

Semenjak diresmikan bulan Juni lalu, Chaeruddin bercerita upaya penanganan TBC terus berlangsung dengan menggalang komitmen dari berbagai pemangku kepentingan seperti Dinas Kesehatan Kota Tangerang, UPT Puskesmas Benda, pengurus kelurahan, RT/RW, sampai tokoh masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi target eliminasi TB pada 2030.

Ia pun menambahkan, Kelurahan Jurumudi mengintegrasikan skrining mandiri berbasis teknologi digital untuk memetakan kasus TBC di wilayahnya. “Kami memiliki formulir Deteksi Batuk (Debaks) Benda sebagai skrining tingkat awal di masyarakat, kami juga memanfaatkan aplikasi Ransel TBC milik Dinas Kesehatan Kota Tangerang,” tutupnya. Tak hanya skrining, ia pun melakukan pencarian kasus aktif dengan menggunakan mobile x-ray.

Lurah Jurumudi ini menyebut, tantangan pengentasan TBC berada pada upaya perubahan mindset masyarakat terhadap penyakit itu sendiri. Ia berujar, untuk bisa sembuh seorang pasien TBC harus yakin dan patuh dengan skema pengobatan yang dijalaninya.

“Stigma masyarakat kini menganggap penyakit TBC sebagai penyakit yang memalukan, sehingga mereka tidak berpartisipasi dalam upaya penyembuhan, Padahal penyakit ini bisa disembuhkan, maka kami membutuhkan partisipasi masyarakat agar penyembuhan berjalan sukses,” tutupnya. (Luigi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top