Kobennews.id- Belasan warga di RW 01 Kelurahan Larangan Utara Kecamatan Larangan menekuni usaha rumahan kue kering sejak puluhan tahun lalu.
Banyaknya warga yang menekuni usaha kue kering menjadikan wilayah tersebut dijuluki kampung nastar.
Ketua RT 05 RW 01 Sumardi mengatakan,Kampung Nastar berawal dari dua orang warganya yang menekuni usaha rumahan kue kering sejak 28 tahun lalu.
Seiring waktu melihat keuntungan yang menjanjikan, banyak warga sekitar yang belajar dan membuka usaha kue kering.
“Awalnya dua warga disini yaitu bu Kus dan bu Tati, lalu diikuti warga lainnya yang belajar membuat kue dan membuka usaha dirumahnya,” ujarnya.
Sumardi mengatakan, penamaan kampung nastar dinisiasi oleh Lurah Larangan Utara yaitu Iwan Bambang Subekti pada tahun 2023. Tujuan penamaan mengangkat potensi lokal sebagai ikon dari wilayah Kecamatan Larangan.
“Alhamdulilah dengan penamaan kampung nastar memberikan dampak baik bagi warga, kampung nastar semakin dikenal, banyak diliput media, jangkauan pembeli semakin luas ke berbagai daerah,” ungkap Sumardi.
Kehadiran kampung nastar turut membawa dampak positif bagi warga setempat. “Pekerjanya berasal dari ibu-ibu warga disini, bisa menambah penghasilan untuk keluarganya,” ujarnya.
Tak hanya nastar, warga setempat juga memproduksi 16 jenis kue kering mulai dari kastengel, sagu keju dan lainnya.
Warga di kampung nastar setiap tahunnya mengeluarkan varian baru. “Tahun ini ada kue kering green tea,” ujarnya.
Ia mengatakan geliat produksi kue kering di kampung nastar ramai di hari raya dan hari besar nasional. “Selama empat bulan dari desember sampai maret ga berhenti, mulai dari natal, tahun baru, imlek sampai lebaran,” ujarnya.
Sementara di hari biasa, pengrajin kue di kampung nastar memproduksi kue kering hanya memenuhi pesanan. “Ada juga di hari biasa yang memproduksi roti,” ujarnya.
Sumardi mengatakan, pengrajin kue di Kampung Nastar telah melengkapi legalitas usaha yang disyaratkan. Rata-rata setiap pengrajin kue kering dalam sehari dapat memproduksi hingga ratusan toples kue.
“Ada dua ukuran toples yaitu 250 gram kisaran harga 30-40 ribu, dan ukuran 500 gram Rp 55ribu sampai Rp 70 ribu,” ujarnya.
Ia mengatakan, sistem pemasaran yang dijalankan oleh pengrajin kue di kampung nastar melalui media sosial dan marketplace.
“Alhamdulilah meski banyak pengrajin disini, mereka sudah punya market masing-masing, kebanyakan pelanggan yang sudah pernah membeli, pesan kembali,” kata dia.
Lanjutnya, kue kering produksi kampung nastar sudah menjangkau berbagai daerah bahkan ke luar negeri. Pembeli menyatakan bahwa kue kampung nastar memiliki rasa premium dengan harga yang terjangkau.
Salah satu pembeli yang berulang kali memesan kue kering di kampung nastar bahkan mengirimnya ke Belanda.
“Rutin pesan untuk warga Indonesia yang ada di belanda, dan setiap ada event disana, sedikitnya 20 lusin dipesan,” ujarnya.(Adit)