Komunitas Ciledug Archive menggelar rangkaian tur keliling Ciledug bertajuk “Ciledug Raya: Suara Reformasi Dari Batas Kota” pada Sabtu, (17/5/2025). Kegiatan tersebut diadakan bekerja sama dengan komunitas pegiat sejarah lain seperti Reportasejarah dan Rambah Kota.
Sejak pukul 09.00 WIB para pegiat sejarah ini berkumpul di depan Halte Petukangan D’Masiv. Satria Tamami, pendiri Ciledug Archive sekaligus pemandu tur menjelaskan rute yang akan dilalui hari itu. Peserta akan berkeliling Ciledug dan mengunjungi aneka tempat seperti gapura perbatasan Kota Tangerang—Jakarta, Masjid Ibadilahissholihin, Ciledug Plaza, serta Asrama Polisi Ciledug.
Selama kegiatan, Satria berulang kali menunjukkan bukti arsip dan foto-foto tentang kondisi Ciledug di masa lalu. “Seperti saat di Masjid Ibadilahissholihin, yang merupakan salah satu masjid tertua di Ciledug. Menurut plakatnya, masjid berdiri tahun 1918 oleh Haji Ilyas,” ujar Satria Sabtu, (17/5/2025).
Nina Hutagalung salah satu peserta tur Ciledug Archive mengaku banyak sekali fakta sejarah yang baru ia ketahui setelah mengikuti tur tersebut. “Baru tahu ada tempat-tempat bersejarah di Ciledug karena biasanya saya hanya lewat saja,” sebutnya.
Peserta asal Jakarta ini menyebut paling tertarik ketika mengunjungi Land Huis Ciledug, terdapat di Asrama Polri, yang semula merupakan tempat tinggal Johannes van Den Bosch Gubernur Jenderal Hindia Belanda. “Tidak menyangka ada peninggalan Hindia Belanda di Ciledug,” pungkasnya. (Luigi)