kobennews. id- Anak perempuan disebut memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pengelihatan dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut Dokter Spesialis Mata RS Dinda Kota Tangerang dr. Pieter Juanarta, Sp.M, ada dua faktor mengapa itu terjadi yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.

Ia menjelaskan faktor genetik biasanya terjadi karena adanya riwayat pengelihatan di dalam keluarga, khususnya orang tua yang mengalami mata minus dan memakai kacamata. Sedangkan faktor lingkungan, berdasarkan penilitian, anak perempuan lebih sering beraktivitas di dalam ruangan dengan gawai dibandingkan anak laki-laki yang gemar beraktivitas di luar rumah.
Selain itu, lanjutnya, anak perempuan lebih sering mengalami tekanan emosional terkait kondisi mata mereka, seperti timbul rasa malu memakai kacamata hingga berpengaruh terhadap kepercayaan diri dibandingkan anak laki-laki.
“Penting bagi orang tua untuk melakukan cek kesehatan mata anak sejak dini, agar segera diatasi dengan memakai alat bantu. Boleh dilakukan di dokter spesialis mata, atau di optic,” katanya.
Ia menyarankan, agar orang tua memberlakukan sistem waktu penggunaan gawai dan ajarkan anak untuk membaca buku, menggunakan gawai dan menonton TV dengan jarak tidak terlalu dekat. Agar, gangguan pengelihatan mata anak yaitu kelainan kacamata dapat diatasi sejak dini. (Dini)