Maraknya tren nail art di kalangan perempuan sebagai salah satu mode mempercantik diri, jadi alasan berdirinya Luvenailash Studio. Berawal dari video tutorial yang kerap muncul di kanal TikTok, sang pemilik beauty bar ini mulai tertarik membangun bisnis nail artnya sendiri.
Dirintis oleh seorang ibu bersama anaknya, bisnis seni hias kuku yang berangkat dari iseng-iseng ini kemudian menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Bahkan untuk skala rumahan, hasil yang didapat cukup menguntungkan.
Dari ruko mungil di Kota Bumi, studio Luvenailash kini berpindah ke pusat Kota Tangerang untuk menangkap lebih banyak jangkauan. Bahkan, pelanggan dari tempatnya yang lama juga masih kerap bolak-balik mampir ke studio terbarunya.
Alasan para pelanggan rela jauh-jauh datang adalah berkat pelayanan profesional yang tetap menjadi prioritas utama.
“Customer bisa custom nail art, manicure pedicure doang juga bisa, atau kaki dry pedicure di sini juga bisa,” ujar Co-Founder Luvenailash Studio Nail and Beauty Bar, Zhevioline Tanaya.

Harga layanan mulai dari Rp60 ribu untuk kuku asli, hingga Rp125 ribu untuk soft tip. Pengerjaan yang detail jadi daya tarik tersendiri. Ditambah, teknik yang dipakai juga enggak sembarangan.
Luvenailash Studio buka pukul 09.00 sampai selesai. Biasanya, studio kecantikan ini membatasi jumlah pelanggan setiap harinya. Jadi, jika ingin datang direkomendasikan untuk melakukan booking terlebih dahulu.
Berlokasi di Jalan Sukamulia No.9A, Sukasari, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, tempat ini jadi pilihan tepat untuk nail art detail dengan hasil cantik yang sempurna.
Nail art bukan hanya sekedar gaya, namun juga mencerminkan kepercayaan diri. Sebab, dibalik setiap goresan desain pada kuku yang indah, terdapat hasil karya seni dari tangan profesional.
Founder sekaligus nailist Luvenailash Studio Susana Setiawan menjelaskan, dirinya masih aktif mengikuti kelas dan kompetisi nail art hingga sekarang. Bahkan, Susana juga kerap memenangkan ajang tersebut.
Maka tak heran, jika datang ke studio kecantikan milik Luvenailash akan terlihat dengan jelas ragam sertifikat penghargaan dari berbagai kelas nail art.
Susana juga tak hanya terlatih memainkan warna dan motif, melainkan juga menguasai standar kebersihan serta teknik perawatan kuku terbaik.
“Kita sesuai pengerjaan nail art, jadi kita gak pakai express manicure tapi pakai russian manicure, jadi lebih rapi dan enggak bikin kecewa,” lanjutnya.

Walaupun proses pengerjaannya membutuhkan waktu yang lama, tapi pelayanan unggulannya membuat pelanggan lebih aman dari berbagai efek samping.
Luvenailash juga menyediakan press-on nails jika pelanggan tidak ingin duduk berlama-lama. Tak perlu khawatir cara pemasangannya, karena akan dibantu via video call hingga proses pemasangan secara mandirinya selesai dengan sempurna.
Kuku palsu buatan Luvenailash ini bisa dipesan dengan sistem pre-order melalui WhatsApp atau Instagram @luve.nailash.
Narasi: Annastasya Tsabitah & Dinda Farida