Pusat Kajian Tiongkok Benteng di Pasar Lama  Ruang Literasi  Menghidupkan Budaya 

Di tengah kawasan Pasar Lama Kota Tangerang, berdiri sebuah ruang pengetahuan yang menghidupkan kembali jejak sejarah dan budaya peranakan Tionghoa. Tempat itu bernama Pusat Kajian Tiongkok Benteng, yang berfungsi sebagai perpustakaan, galeri, sekaligus ruang edukasi bagi masyarakat umum.

Pusat kajian ini resmi berdiri sejak 12 Januari 2024, namun koleksinya telah dirintis dari jauh sebelumnya. Pustakawan Muhammad Ihksannudin Muaz menjelaskan, sebagian besar koleksi merupakan hasil pengumpulan pribadi yang dilakukan selama tujuh hingga delapan tahun terakhir. “Buku-buku kami beli sendiri sedikit demi sedikit dari berbagai tempat toko buku,”ujarnya. 

Koleksi utama di Pusat Kajian Tiongkok Banten ini berkaitan dengan sejarah, budaya, politik, dan keagamaan masyarakat Tionghoa peranakan. Selain buku, pengunjung juga dapat menikmati galeri foto dan artefak. Berbeda dengan perpustakaan pada umumnya, Pusat Kajian Tiongkok Benteng memiliki ciri khas yang kuat dalam menampilkan warisan budaya lokal. Ruang baca dibuka untuk umum tanpa batasan agama atau latar belakang. Ke depan, pengelola berencana menambah fasilitas baru berupa manekin dengan busana pernikahan tradisional peranakan dan memperkaya tampilan galeri budaya.  

Meski telah menjadi ruang literasi yang menarik, tantangan tetap ada. Muaz menyebut, minat baca masyarakat umum masih rendah, berbeda dengan mahasiswa yang datang untuk mencari bahan tugas atau penelitian. “Masyarakat umum sebenarnya tertarik, tapi masih perlu dorongan supaya mau membaca,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top